Story 2020 part 1

Tahun 2020 dimana banyak orang yang mengalami perubahan dalam pola kehidupan mereka termasuk diriku sendiri. Tahun dimana aku mulai banyak berfikir how to make it better? Memang bener kata orang kalo kita mau bahagia atau nggak itu tergantung pola pikir kita, selama 2020 aku sering berfikir kenapa aku ngerasa nggak bahagia ditahun 2019, kenapa aku harus memikirkan segala hal yang seharusnya nggak penting dan hal tersebut merusak kesehatan mental kita. Bersyukur banget punya temen walaupun aku nggak pernah cerita kalo aku punya problem awalnya dikehidupan aku dia tetep menemin ngajak sharing masalah dia dan akhirnya ngerti kalo kita sebenernya punya problem yang sama. Ngelewatin tahun 2020 dengan lebih banyak bersyukur masih diberi kesehatan.

Ditahun 2020 sadar siapa temen sebenernya dan mulai mengurangi interaksi dengan beberapa temen yang hanya datang saat ngebutuhin kita. Mulai mikir lagi ditahun 2019 banyak drama dan aku fikir temen yang aku anggap sebagai seorang kakak tidak lebih dari orang asing atau temen kerja dengan senioritas dan junioritas. Ketika dia butuh bantuan setidaknya meminta tolong ke aku, sebisa mungkin aku sediakan waktu untuk dia tapi mungkin bagi dia itu hal biasa dan ada beberapa perilakunya yang membuat aku berfikir kenapa kamu masih sibuk bantu dia seperti itu kenapa dia nggak minta tolong teman-teman dia yang sering dia ajak seneng-seneng bareng, pada saat itu aku berfikir karena dia teman aku. Tapi sekarang saat dia meminta tolong aku tidak langsung mengiyakan atau menjawab, karena aku berfikir kamu kemana ketika aku dalam kondisi mental tidak baik.

Berterima kasih banget buat teman, senior, dan rekan kerja yang selalu mengingat diriku, sudah sarapan? Ayok sarapan bareng! Ayok makan siang bareng! Ayok jalan! Ayok ukur jalan! Ayok karaokean! Sabar, nanti aku bantuin! Atau sesuatu yang mungkin bisa dibilang nggak penting tapi setidaknya mereka ngasih waktu buat aku.

RESOLUSI 2021

2019 – berjuang melawan depresi dan beberapa kali pikiran untuk bunuh diri.

2020 – bersyukur dan berterima kasih terhadap diri sendiri dapat bertahan hidup dan mulai mencintai diri sendiri.

2021 – mulai belajar untuk merasakan kebahagiaan setiap hari sekecil apapun bentuknya.

Sensitive

Semingguan ini rasanya pengen nangis terus, enggak tau kenapa bawaannya mewek mulu kalo denger ato liat hal yang bikin sedih. Bahkan kadang di jalan ni lagi naik motor tiba-tiba keingat sesuatu yang melow bawaannya mau becucuran air mata.

Pengen nangis keras-keras tapi malu. Senin kemarin aku tetiba nggak bisa bernafas dan aku langsung bikin aku panik. Dan hal itu benar-benar bikin aku shock pas aku dibawa ke klinik abis itu diperiksa dan dikasih obat karena aku lagi demam. Di kamar klinik aku mewek sendiri, bingung juga aku kenapa nangis. Bahkan saat sampe rumah pas istirahat minum obat, tau-tau air mata turun aj. Pokoknya bawaannya sedih mulu.

Have You Ever Regretted the Choices You Made?

Pernahkah kalian menyesal pilihan yang kalian ambil? Pilihan yang mengubah hidupmu. Pilihan yang kamu sering menjadi momok untuk menyerah. Saat ini aku mengalami hal itu. Pilihan pekerjaan yang tidak hanya mengubah ritme kehidupan keseharianku, tapi pilihan ini juga teramat kusesali. Terkadang setiap berangkat kerja aku bertanya pada diriku sendirikenapa aku mau saja mengambil pekerjaan ini? Andai saja aku menolak pekerjaan ini. Aku sudah bercerita keteman, keluarga dan orang terdekatku bahwa aku sudah menyerah untuk melakukan pekerjaanku. Dan mereka hanya memintaku untuk bersabar dengan alasan aku belum satu tahun menjalani tanggung jawab pekerjaanku ini. Setiap kali aku melakukan pekerjaanku entah kenapa tanganku selalu gemetaran dan jantungku berdenyut kencang. Aku sadar aku terkena anxiety disorder tapi apa lingkungan masyarakat ditempatku bekerja ini aware sama hal seperti itu. Dan aku bisa dibilang curhat disini karena untuk mengurangi rasa gelisahku yang muncul tiba-tiba.

Aku sudah menghadap keatasan aku untuk meminta pindah tapi sepertinya dia tidak menerima alasan yang aku utarakan. Alasan aku karena keluarga aku. Entahlah

Butuh pelukan

Saat ini aku merasa berada pada titik yang bisa dibilang nggak stabil, ibu q masuk rumah sakit 5 kali dalam dua bulan ini, pressure di kantor lumayan berat. Sometimes i have wild imaginations, kayak pengen kabur, terus gimana ya kalo tiba-tiba aku mati. Terus pengen berhenti kerja tapi kembali lagi i have responsibility buat tetep cari uang. Hal-hal seperti itu sering banget kelintas dibenak aku sejak bulan september.

Entah aku yang bisa dibilang weak, tapi aku rasa saat ini aku sedikit lebih sensitive sejak ibuku masuk rumah sakit.

Doakan semoga hari ini apapun yang aku lakukan membuahkan hasil yang aku inginkan. Amin.

Apakah moral seseorang dapat dinilai dari warna rambut?

Yang akan aku share saat ini hanyalah sebuah uneq-uneq aku yang bisa dibilang udah dari dulu aku pengen utarain ke orang lain, well tapi itu sepertinya g pernah berhasil.

Dalam dunia kerja memang penampilan bisa mencerminkan kita profesional atau tidak dalam dunia kerja, dan mereka menuntut kita berpenampilan rapi dan menarik. Tapi entah kenapa jarang sekali aku menemukan wanita pekerja yang mewarnai rambut mereka ash gray, ash purple, or pink, blue etc. Paling mentok mereka mewarnai rambut mereka berwarna pirang. (Dunia kerja yang aku maksud tidak termasuk dalam persalonan atau fashion hanya dunia kerja pada umumnya saja).

Judul yang aku buat pun dapat dari celotehan seorang teman yang bekerja disebuah instansi pemerintah, dia berhijab tapi instansi dia melakukan pemeriksaan rambut. Karena ada salah satu anggota wanita pada instansi dia didapat saat diluar jam kantor tidak mengenakan hijab pergi ke tempat hiburan malam dengan potongan rambut panjang tergerai dan diwarnai. Dan hal itu berimbas adanya pemeriksaan rambut dinstansi dia. Jadi deh aku iseng bertanya ke dia “emang moral seseorang bisa diukur dari warna rambut?” Dan apa kalian tau apa jawaban dia “kau tanyakan itu keatasanku“. Kami pun mengobrol mendebatkan hal itu dan intinya dia sedikit kecewa dengan salah satu kata orang yang melakukan pemeriksaan dan dia bisa bilang agak sedikit kasar. Akupun bertanya gimana dia untuk menyikapi hal itu dia cuman bilang “aku kerja ada kontrak atau peraruran yang harus aku ikutin dan salah satunya ya aturan masalah rambut tapi memang ada kalanya aku pengen rambut aku panjang dan aku warnain tapi aku sudah komitmen untuk berhijab dan bisa dibilang aku ini lagi hijrah, aku mau pergi ke indomart di depan gang rumahku aja aku berhijab loh, ya kalo ke warung sebelah rumah tolong dimaklumin aja kita ini masih g berhijab. Ya sebisa mungkin kita ini hijrah menjadi lebih baik, kalo iman dan moral seseorang dinilai dari warna rambut ya itu kembali lagi dari pandangan orang masing-masing aja. Kalo aku lagi pengen warnain rambut ya pas aku ambil cuti kerja aja jadi bisa mandang-mandangin rambut aku dicermin, ngewarnain rambut bukan untuk dikasih liat kesiapa atau pengen dipamerin kesiapa mungkin lebih kepuasan diri aj“. Teman aku ini bukan tipe orang yang suka selfie, dia lebih senang foto pemandangan di hp dy untuk ada foto wajah dia dalam sebulan aja belum tentu ad. Mungkin memang benar kata dia itu kembali kemasing-masing orang.

Introduce

Ini pertama kali aku buat postingan di blog ini, walaupun blog ini q buat sejak tahun 2013. Karena jujur saat itu buat blog di wordpress cuman buat bisa komen di salah satu blog berita tentang korea. Trus kenapa q aktif lagi gunain ini blog karena q lagi addicted baca chinese novel Translate online, dan di beberapa transaltor blognya kita harus request invited.

Kedepannya blog ini bakalan q isi dengan beberapa natural beauty skin care, curhatan, sesuatu yg lagi q suka lakuin saat ini dan beberapa recommended chinese novel translate. ^_^